sugionomateri

Rabu, 20 April 2011

http://www.free-blog-content.com

Jumat, 18 Februari 2011

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Strategi pembangunan Peternakan mempunyai prospek yang paling baik di masa mendatang, kerena permintaan akan bahan-bahan yang berasal dari ternak akan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah Penduduk, pendapatan dan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan bergizi tinggi sebagai pengaruh dari naiknya tingkat pendidikan rata-rata penduduk.

Dalam perspektif kedepan usaha perternakan ini akan mengarah kedalam pengembangan agribisnis. Peternakan merupakan salah satu sub-sektor dalam sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan khususnya di Kabupaten Tolitoli. Karena umumnya masyarakat di wilayah pedesaanlah yang menjalankan usaha pertanian namun pada pelaksanaanya tidak di dukungan dengan manajemen yang baik sehingga usaha-usaha yang ada kurang begitu berkembang dan tidak dapat memenuhi permintaan pasar di daerah. Hal ini mendorong pemerintah daerah membuka akses pasar dari daerah lain untuk memenuhi permintaan akan konsumsi protein hewani. Salah bentuk usaha peternakan yang cukup potensial untuk di kembangkan di Kabupaten Tolitoli adalah peternakan itik, melihat wilayahnya yang beriklim basah sesuai dengan sifat dan perilaku unggas ini yang selalu memerlukan air cukup melimpah dalam perkembanganya. Hal ini merupakan peluang usaha untuk di kembangkan ditambah lagi daya dukung lingkungan yang banyak menyediakan sumber pakan hayati yang mampu menekan biaya produksi dalam penyediaan pakan serta peluang pasar didaerah lokal yang akan menyerap hasil produksinya nanti.

Namun kegiatan usaha agribisnis mulai dari subsistem hulu hingga subsistem hilir dalam tumbuh kembangnya harus di tunjang modal yang memadai, kegiatan usaha biasanya selalu dihadapkan pada persoalan klasik, yaitu masalah “pembiayaan (permodalan)” untuk investasi, persiapan, operasional produksi serta pemasaran hasil.


B. DASAR PEMIKIRAN

Pemuda merupakan petensi besar yang umumnya kurang diperhitungkan dalam mengerakkan roda perekonomian khususnya di daerah. Pemuda memiliki jiwa/semangat yang selalu aktif, kreatif, serta tidak terkungkung dengan informasi dan teknologi, semangat ini perlu adanya penyaluran kehal-hal yang sifatnya positif (membangun mental dan kreatifitas) sehingga tidak mengarah pada kegiatan melanggar asusila, budaya terlebih pada pelanggaran hukum yang pada akhirnya selalu saja membawa kerugian pada diri sendiri maupun pada Masyarakat.

Mahasiswa merupakan bagian citivas akademika yang syarat dengan nilai-nilai ilmiah kreatif dan konektif terhadap berbagai peluang dan permasalahan, sebagai insan Akademis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mempunyai kualitas pribadi, fisik mental, intelektual ketrampilan yang luas merupakan nilai-nilai ilmiah sehingga dapat menyikapi dan menganalisa setiap permasalahan yang dirasakan oleh Masyarakat serta daerahnya.

Dilihat dari segi kebutuhan pembangunan, maka pemuda khususnya Mahasiswa adalah sumber tenaga Tenaga kerja dimasa sekarang dan yang akan datang serta sebagai sumber insani dari potensi Bangsa yang perlu di persiapkan untuk berpartisipasi dan memberikan sumbangsih yang nyata bagi pembangunan bangsa dan Negara.

Bertitik tolak dari dasar pemikiran di atas, kami dari Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) YPP- MUJAHIDIN TOLITOLI mengajukan proposal permohonan bantuan dana Kepada KOPERTIS WILAYAH IX SULAWESI guna pelaksanaan pengembangan kegiatan penetasan dan peternakan Itik petelur di Kabupaten Tolitoli.


II. GAMBARAN UMUM TENTANG BIDANG USAHA

YANG AKAN DILAKSANAKAN

Tidak adanya Balai Benih Ternak di Wilayah Sulawesi Tengah khususnya di Kabupaten Tolitoli, hal ini mempersulit pengusaha yang ingin memulai usahanya di bidang peternakan itik, Karena Peternak harus mendatangkan bibit dari daerah lain sehingga akan menyebabkan meningkatnya biaya produksi untuk pembiayaan transportasi anakan itik. Petani di Kabupaten Tolitoli umumnya memperoleh anakan itik dengan penetasan tradisional yaitu dengan mengeramkan telur itik pada indukan ayam yang sedang mengeram, seekor induk ayam maksimalnya hanya mampu mengerami telur sebanyak 15 butir sehingga kuantitas anakan yang diperoleh sangat kecil. Hal ini merupakan peluang usaha bagi siapa saja yang jeli melihat potensi pengembangan usaha. Usaha peternakan ini mempunyai dua bentuk hasil produksi, yang pertama menghasilkan Bibit Itik (anakan Itik), kemudian yang ke dua menghasilkan produksi berupa telur Itik, bentuk usaha yang di rencanakan sbb :

A. Rintisan Usaha (Telah di Mulai)

F Usaha Penetasan/ Pembibitan (Produksi anakan Itik)

Dalam usaha ini kegiatan yang dilakukan adalah penetasan yang dimulai dari pembuatan kotak penetasan dengan komponen-komponen di dalamnya. Untuk telur tetas di peroleh dari peternak setempat yang memang sudah di ketahui tingkat kemampuan produksi itik yang di ternakan. Selanjutnya adalah pengelolaan Penetasan yang di mulai dari Pemilihan Telur, pengoperasionalan mesin tetas hingga telur menetas menjadi anakan itik. Waktu penetasan telur itik berlangsung selama 28 hari dalam kotak penetasan, prosentase penetasan berkisar antara 80-85% hal ini tergantung pada ketelitian operator mesin tetas. Produk yang dapat di hasilkan usaha ini adalah berupa DOC itik (hari pertama itik menetas)

B. Rencana Pengembangan Usaha

F Pembesaran Itik

Pembesaran bebek adalah proses pembesaran dari DOC (hari pertama menetas) sampai 40 hari anakan itik (meri) yang dibesarkan adalah jenis betina yang memang dari segi harga lebih mahal di bandingkan dari itik jantan, karena itik betinalah yang memproduksi telur, sehingga memerlukan perawatan yang ekstra. Dalam hal ini ini harus menyiapkan kandang yang sesuai dengan kebutuhan, dengan penghangat agar suhu dan temperature sesuai dengan syarat yang ideal yang di butuhkan dalam tumbuh kembangnya, ini sangatlah di perlukan untuk menekan tingkat kematian anak itik (kisaran tingkat mortalitas normal antara 5-10% dari jumlah anakan). Usaha ini merupakan usaha yang paling cepat menghasilkan dan berisiko paling rendah, tapi juga membutuhkan investasi yang tidak sedikit karena harus membuat kandang khusus dan rumah kandang

F Peternakan dan Produksi

Usaha ini adalah usaha pembesaran dari meri (anakan itik berumur 2 minggu) hingga fase produksi (masa bertelur). Pemeliharan dari umur 2 minggu ini membutuhkan tempat dan suhu yang ideal untuk pertumbuhan ternak sehingga perlu dipersiakan kandang yang sesuai syarat tumbuh. Selain kandang yang bagus pakan juga perlu diperhatikan karena pakan merupakan sesuatu yang vital demi perkembangan dan produksi telur yang dihasilkan pada saat tiba masa produksi nantinya. Usaha peternakan dan produksi (pengembangan) dimaksudkan untuk mengoptimalkan keuntungan (profit).


III. TUJUAN DAN MANFAAT (Benefit)

Arah pembangunan agribisnis peternakan terutama, dalam usaha peternakan itik yang akan dilaksanakan pada usaha ini adalah dititik beratkan pada penyediaan bibit dan produksi telur sehingga akan mempermudah peternak yang akan memulai usahanya di bidang peternakan itik serta terpenuhinnya permintaan pasar tehadap produk berupa telur. Adapun tujuan dari kegiatan usaha ini yaitu :

1. Membangun kecerdasan dan menciptakan kesehatan Masyarakat, seiring dengan bergesernya permintaan terhadap produk yang aman dan berkualitas.

2. Membangun usaha dengan sumber daya yang yang minimal.

3. Meningkatkan pendapatan peternak (pelaku usaha) melalui peningkatan skala usaha yang optimal berdasarkan sumber daya yang ada.

4. Menciptakan lapangan kerja yang potensial dan mempunyai arah pengembangan yang baik.

5. Mengangkat citra perguruan tinggi di mata masyarakat, melalui penyediaan produk-produk yang di hasilkan para Mahasiswa.

Ketika tujuan sudah terwujud maka secara langsung ataupun tidak langsung akan berdampak/bermanfaat untuk Mahasiswa pelaku usaha, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat, beberapa manfaat yang dapat di sampaikan adalah sbb :

1. Menghasilkan produk berupa bibit ataupun dalam bentuk protein hewani sebagai salah satu upaya meningkatkan ketahanan pangan Nasional.

2. Peningkatan kemandirian generasi muda dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

3. Terlestarikanya secara sinergis keanekaragaman sumberdaya lokal untuk menjamin usaha peternakan yang berkelanjutan.

4. Dapat terpenuhinya kebutuhan masyarakat, melalui penyediaan bibit itik

5. Teraplikasinya ilmu-ilmu yang di pelajari di perguruan tinggi baik ilmu Budi daya yang di pelajari oleh Mahasiswa Programstudy Peternakan maupun Manajemen yang di pelajari oleh Mahasiswa Progaran Study Agribisnis


IV. HASIL YANG DIHARAPKAN

Seorang pengelola atau menajer harus mengetahui usaha yang direncanakan maupun arahnya sehingga dalam proses perkembangannya sesuai dengan apa yang di harapkan. Dalam usaha yang akan di laksanakan ada beberapa harapan yang ingin dicapai diantaranya sbb :

F termanfaatkanya potensi alam di sekitar tempat usaha baik dari sisi pemanfaatan tenaga kerja, teknologi, dan kekayaan alamnya.

F Dalam 1 kali priode pemeliharaan akan mampu mengembalikan modal atas investasi yang di gunakan

F Usaha ini direncanakan akan menjadi bahan kajian dalam penelitian dan penyusunan skrisipsi sebagai prasyarat memperoleh gelar kesarjanaan

F Diharapkan bisa menjadi usaha yang mandiri dan berkelanjutan dalam perkembangan dan bisa mendorong generasi muda untuk berusaha bekerja keras.

F Membentuk Mahasiswa yang mandiri dalam mengelola usaha agribisnis


V. RENCANA ANGGARAN YANG BUTUHKAN

A. RINCIAN ANGGARAN

II.Pembibitan/ Penetasan

- Pembelian mesin pembangkit listrik : Rp.3.000.000,-

- Pembuatan Rumah Penetasan

a. Atap Seng 15 @ Rp. 70.000 : Rp. 750.000,-

b. Kayu Kaso 20 @ Rp. 25.000 : Rp. 500.000,-

c. Kayu Reng 8 @ Rp. 10.000 : Rp. 500.000,-

d. Paku 4 kg @ Rp. 15.000 : Rp. 60.000,-

Jumlah : Rp. 1.810.000,-

- Penambahan Mesin Tetas Kapasitas 200 Telur

10 Unit @ Rp.400.000

a. Triplek 12 lbr @ Rp. 80.000 : Rp. 960.000,-

b. Kayu kaso 20 Batang@ Rp. 25.000 : Rp. 500.000,-

c. Thermostat 10 Unit@ Rp.100.000 : Rp. 1.000.000,-

d. Lampu Pijar 5 watt(Pemanas suhu) 64@ Rp.4000 : Rp. 256.000,-

e. Kabel 1 Rol @ Rp.80.000 : Rp. 80.000,-

f. Termometer 10 Buah @ Rp.15.000 : Rp. 150.000,-

g. Rak Penetasan Telur 12 m@ Rp.15.000 : Rp. 180.000,-

h. Bak Air(Pelembab udara)16 @ Rp.5000 : Rp. 80.000,-

Jumlah : Rp. 3.206.000,-

- Pembelian Telur itik 2000 Butir@ 1.500 : Rp. 3.000.000,-

- Biaya Listrik 150.000@ 1Bulan : Rp. 150.000,-

III. Pemeliharaan/ Pembesaran dan Produksi

- Sewa Tanah/ thn 500.000 : Rp. 500.000,-

- Pembuatan Rumah Pemeliharaan lantai semen

a. Atap Rumbia/Sagu 500 lbr @ Rp.3000 : Rp. 1.500.000,-

b. Kayu 1 Kubik @ Rp. 1.200.000 : Rp. 1.200.000,-

c. Bambu 100 btg @ 5000 : Rp. 500.000,-

d. Paku 10 Kg @ 15.000 : Rp. 150.000,-

e. Pasir 1 Ret @ Rp. 200.000 : Rp 200.000,-

f. Sirtu ½ Ret@ Rp. 150.000 : Rp. 150.000,-

g. Semen 10 sak@ Rp. 60.000 : Rp. 600.000,-

h. Gaji Tukang : Rp. 3.000.000,-

Jumlah : Rp. 7.300.000,-

- Pemeliharaan

a. Biaya Pakan (1500Ekor/ 6Bulan)Rp.11.500.000 : Rp11.500.000,-

b. Bak Pakan 10 @ Rp. 20.000 : Rp 200.000,-

c. Obat-obatan : Rp. 600.000,-

d. Vitamin : Rp. 400.000,-

Jumlah : Rp12.700.000,-


B. REKAPITULASI ANGGARAN

I. Pembibitan/ Penetasan

Ø Pembelian mesin pembangkit Listrik : Rp.3.000.000,-

Ø Pembuatan Rumah Penetasan : Rp. 1.810.000,-

Ø Penambahan Mesin Tetas Kapasitas 200 Telur

10 Unit @ Rp.400.000 : Rp. 3.206.000,-

Ø Pembelian Telur itik 2000 Butir@ 1.500 : Rp. 3.000.000,-

Ø Biaya Listrik 150.000@ 1Bulan : Rp. 150.000,-

Jumlah : Rp. 7.888.000,-

II. Pemeliharaan/ Pembesaran dan Produksi

Ø Sewa Tanah(Lahan)/ thn 500.000 : Rp. 500.000,-

Ø Pembuatan Rumah Pemeliharaan lantai semen : Rp. 7.300.000,-

Ø Pemeliharaan : Rp. 9.700.000,-

jumlah :Rp.17.500.000,-

Total Rp.31.666.000,-

Jumlah Total Seluruh Biaya Rp. 31.666.000,-

( Tiga Puluh Satu Juta Enam Ratus Enam Puluh Enam Ribu Rupiah )


VI. BIODATA PENGUSUL

A. Ketua

a. Nama Lengkap : SUGIYONO

b. TTL : Demak, 25 Oktober 1987

c. Agama : Islam

d. Alamat : Jln. Tantong Madayudi No. 03 Kel. Baru Tolitoli

e. NPM : 70101028

f. Program studi : Agribisnis

B. Anggota I

a. Nama Lengkap : HASRUDIN

b. TTL : Kapas, 13 Januari 1989

c. Agama : Islam

d. Alamat : Desa Kapas

e. NPM : 70103009

f. Program studi : Peternakan

C. Anggota II

a. Nama Lengkap : HENDRIK

b. TTL : Dungingis, 5 Nopember 1990

c. Agama : Islam

d. Alamat : Desa Dungingis

e. NPM : 90103023

f. Program studi : Peternakan

Tolitoli, 23 Nopember 2009

Ketua

S u g i y o n o

70101028

lap. ekspedisi jalur

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekayaan alam Indonesia merupakan anugrah Tuhan Yang Maha Esa yang di peruntukan guna kemaslahatan dan kesejahteraan umat manusia. Kabupaten Tolitoli mempunyai tapografi yang wilayah bergunung-gunung yang merupakan kawasan hutan hujan tropis. Keberadaan kekayaan alamnya merupakan tambang-tambang sebagai sumber pendapatan dan penghasihan masyarakat yang keberdaanya jika tidak di awasi dan dijaga maka aktifitas pemanfaatan sumber daya alam yang di lakukan baik oleh masyarakat maupun pemerintah hal ini akan menyebabkan kerusakan ekosistem sumber daya alam. Kerusakan ini tentunya tidak akan dapat menunjung generasi yang akan datang.

Dari latar belakang pemikiran tersebut sehingga kami dari anggota muda MAPAGA STIP TOLITOLI dalam rangka pengambilan anggota tetap memilih melakukan ekspedisi perjalanan Batu Bota-Tuweley.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari espedisi perjalanan, di antaranya sebagai berikut :

1. untuk mengambil jenjang dari anggota muda ke anggota tetap

2. untuk mempermantap materi yang sudah di berikan khususnya tentang Navigasi dan manajemen ekspedisi

3. untuk mebangun solidaritas serta kebersamaan dalam melakukan ekspedisi mengingat jalur yang penuh resiko.


BAB II
STRUKTUR ORGANISASI

2.1 Struktur dan Personil

Ketua Tim

Tim Trabas

Dokumentasi

Notulen Perjalanan

Navigator

Pembersih

Sri line

: MUSAWIR

: BUSTARI

: NURLIA

: ALMUNAWARAH

: MOH. SYAWAL M.

: SUGIONO

: ARSAD HAMZAH

2.2 Uraian Tugas

No

Jabatan

Uraian tugas

1.

2.

3

4.

5.

6.

7

Ketua Tim

Tim Trabas

Dokumentasi

Navigator

Pembersih

Sri line

Notulen

Mengkoor dinir seluruh anggota serta menympulkan ide-ide/saran yang timbul dari seluruh anggota.

Membuka jalur perjalanan

Mengabil gambar/situasi kegiatan

Menentukan arah perjalanan

Membersihkan jalur setelah di buka oleh tim trabas

Member tanda pada jalur yang di lalui dan mengawasi jika ada barang yang jatuh.

Mencatat aktifitas/kronologis perjalanan


BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN


3.2 Operasi Perjalanan

3.2.1 Kronologis Perjalanan

Hari/Tanggal

Jam

Jenis Kegiatan

Keterangan

Jum’at 18/12/2009

Lokasi menginap awal di Bumi perkemahan Mae kec. Baolan . posisi tempat menginap belum terkaver di peta

14.00

15.00

16.00

16.40

22.00

00.00

Packing barang

Upacara Pelepasan

Star ke lokasi pertama menginap

Tiba di tempat star awal

Pemantapan Materi

Istirahat malam

Upacara pelepasan yg di hadiri anggota MAPAGA di lepas oleh ketua Bid Kemahasiswaan Ir.Mahdar Dg. Silasa, M.si

Meggunakan 7 sepeda motor

Persiapan pembuatan bivak dan masak

Materi Navigasi ole Sofyan Rasud, SE

Sabtu 19/12/2009

Lokasi menginap di perkirakan pada titik koordinat 120°53¢55² BT dan 0°1¢35² LU. Dengan ketinggian di perkirakan 550 mdpl

05.00

12.00

15.30

16.30

19.15

21.30

Bangun pagi

Istirahat

Melanjutkan perjalanan

Istirahat

Makan, breefing,

Istirahat malam

Masak, sarapan bongkar bivak, packing barang

Makan, pasang flysheet, menunggu hujan reda.

Menunggu cuaca membaik.

Mencari tempat istirahat malam, yang di karenakan hujan dan kabut. Pasang tenda, membuat bivak perapian, menyalakan api.

Melakukan observasi kira-kira posisi menginap pada peta, karena hujan dan kabut yang tidak memungkinkan untuk melakukan resection.

-


Hari/Tanggal

Jam

Jenis Kegiatan

Keterangan

Minggu 20/12/2009

Lokasi menginap pada hutan rotan, di perkirakan pada titik koordinat 120°53¢55² BT dan 0°2¢0² LU. Dengan ketinggian di perkirakan 875 mdpl

05.30

07.25

10.45

11.15

13.30

13.40

14.41

16.00

20.00

Bangun Pagi

Berdoa, star melanjutkan perjalanan

istirahat

melanjutkan perjalanan

Istirahat

Melanjutkan perjalanan

Istirahat

Membuat perapian

stirahat malam

Bongkar tendan dan bivak, Packing barang, Persiapan melakukan perjalanan

Perjalanan melalui punggungan dgn vegetasi tumbuhan ringan.

Makan sisa nasi malam tadi

Jalur yang di lalui sebagian adalah tanaman rotan

Hujan deras, membentangkan Flysheet dan menampung air hujan.

Melalui hutan rotan dgn vegetasi sangat rapat.

Pasang tenda, buat bivak perapian, (Perjalanan dihentikan dikarenakan cuaca dan kondisi medan yang tidak memungkinkan pembuatan bivak dan masak)

Memasak, breefing, observasi kira-kira

-

Senin 21/12/2009

Lokasi menginap di perkirakan pada titik koordinat 120°52¢15² BT dan 0°2¢1² LU. Dengan ketinggian di perkirakan 500 mdpl

05.00

08.00

10.40

11.45

14.00

19.00

22.00

Bangun pagi

Berdoa, star melanjutkan perjalanan

Istirahat makan

Melanjutkan perjalanan

Istirahat di bukit pinggir sungai,

Makan

istirahat

Minum kopi, bongkar bivak, packing barang

Perjalanan melalui punggungan dan menurun menuju arah sunagi malempa. dgn vegetasi sebagian hutan rotandengan kerapatan sedang, dengan arah perjalanan sudut kompas 315°. Tim menjumpai ular batik

Memasak, makan (menemukan sungai).

Melewati tanaman coklat, Menyusur sungai menjumpai rumah kebun.

Hujan deras yang menyebabkan air sungai meluap, Pasang tenda, membuat bivak perapian, menyalakan api.

Masak, makan, breefing

Melakukan observasi kira-kira posisi menginap pada peta, karena hujan dan kabut yang tidak memungkinkan untuk melakukan resection.

Tidur


Hari/Tanggal

Jam

Jenis Kegiatan

Keterangan

Selasa 22/12/2009

Hari terahir perjalanan tiba di kampus pada jam 12.30

05.45

08.00

11.00

11.15

12.10

12.30

Bangun Pagi

Berdoa, star melanjutkan perjalanan

istirahat

Melanjutkan perjalanan

Tiba di jalan aspal

Sampai di kampus

Masak, sarapan, Bongkar tendan dan bivak, Packing barang, Persiapan melakukan perjalanan

Susur sungai, melalui kebun kakao

Melakukan resection di peroleh titik koordinat 120°51¢10² BT dan 0°1¢57² LU. Dgn ketinggiaan 251 mdpl. Pada titik ini terlihat kota tolitoli dan puncak gunung tuweley 610 mdpl.

Selanjutnya melakukan breefing, pertemuan karena tim terpecah menjadi 2 pendapat, satu pendapat ingin melanjutkan perjalanan sementara pendapat yang lain berkinginan untuk tidak melakukan perjalanan, setelah mengkaji situasi, kondisi serta melihat pertimbangan-pertibangan dan demi terjaganya solidaritas dan kekompakan tim sehinga ketua tim memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan dan turn ke base camp.

Melalui jalur perkebunan cengkeh

Tiba di jalan tuweley

-

4.2.2 Transportasi

Perjalanan dari kampus menuju titik start tepatnya di bumi perkemahan mae pada pukul 16.00 WITA dengan menggukan 7 unit sepeda motor dan tiba pada pukul 16.40


4.3 Logistik

4.3.1 Perlengkapan

Perlengkan yang di gunakan dalam ekspedisi jalur batu bota-tuweley terdiri atas perlengkapan tim dan perlengkapan pribadi. Lebih detailnya dapat di lihat pada tabel berikut :

No

Perlengkapan Pribadi

Perlengkapan Tim

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Senter

Pakaian Lapangan

Pakaian Tidur

Pelengkapan Tidur

Parang/Belati

Matras

Tenda

Nesting

Keril

Fly sheet

Lampu badai

P3K/Obat-obatan

Peta

Kompas

Protector

Kompor

Bahan bakar (M. tanah, spritus)

Alat panjat

Bendera (Lembaga, merah putih)

4.3.2 Perbekalan

Rencana perjalan ekspedisi jalur batu bota tuweley yang akan di tempuh di perkirakan memakan waktu selama 3 hari dengan dengan titik eror 2 hari untuk perbekalan makanan yang di perlukan selama perjalanan yaitu :

No

Perbekalan/makanan

satuan

Jumlah

Ket

1

2

3

4

5

6

7

8

Beras

Mi Instan

Ikan kaleng

Garam

Biskuit

Penyedap Rasa

Abon

Sambel

8

20

4

7

Kg

Bks

Klg

Bks

Bks

Bks

Bks

bks


BAB IV

PENUTUP

5.1 Evaluasi

Dari rencana waktu tempuh perjalanan yang di perkirakan memakan waktu 3 hari dengan titik eror selama 2 hari, namun pada pelaksanaan kegiatannya terkendala oleh keadaan alam (cuaca buruk) yang kurang mendukung serta kondisi fisik tim utamanya wanita dan perbekalan yang tidak mencukupi sehingga hal ini menyebabkan perpecahan antara dua pendapat dari peserta, yang berkeinginan untuk pulang dan beberapa peserta ingin melanjutkan perjalanan ke titik puncak 610 sebagai tujuan utama jalur ekspedisi, hal menuntut pimpinan tim mengambil inisiatif untuk meredam perpecahan yang timbul di dalam tim, sehingga memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan dan langsung kembali pulang ke base camp.

5.2 Kesimpulan

Perjalanan yang kami lakukan sangat menangung resiko dan beban yang sangat berat baik itu dari kondisi medan, fisik, mental, sumber daya manusia dan logistic

5.3 Saran

Dari hasil perjalanan yang kami lakukan dan kami tuangkan dalam bentuk tulisan (laporan) ini kami dapat menyampaikan beberapa saran antara lain :

  1. Ketika melakukan ekspedisi seharusnya kita semua melihat kondisi cuaca apakah mendukung atau tidak.
  2. Dalam perjalanan yang perlu di utamakan adalah kekompakan dalam tim, apalah arti sebuah keberhasilan jika timbul perpecahan.
  3. Perlu dan sangat penting untuk menyiapkan segala perbekalan mulai dari star sampai dengan finis.
  4. Ketika melakukan sesuatu semestinya direncanakan jauh-jauh hari sebelum kegiatan tersebut di laksanakan.